ketika ku rindu

Ketika ku merindukan mu..
apa yang harus aku lakukan...
ketika ku menginginkan belaian mu...
apa yang harus ku perbuat...

aku kangen.. aku binggung..
tapi tidak tau harus bagaimana...
rasanya smua ini hanya mimpi..
mimpi disiang hari..dan aku tak ingin terbangun dari mimpi ku..
aku ingin smuanya tidak pernah terjadi...

tapi.. smua tak dapat di pungkiri lagi..
ketika ku rindu...
Rindu sosok ayah....
aku menangis... aku menjerit memanggil ..
Ayaahhhh... ayahh... Ayah.....
hingga aku terdiam.. merenungkan smua ini...

sampai kini ku tetap merindu..
Merindukan Ayahku....
aku ingin peluk erat ayahku..
aku ingin dengar canda~~tawa ayahku..
ayah... smoga engkau tenang disana...

Ketika ku rindu...
tapi hati tak bisa berbuat banyak..
Ketika ku rindu...
tapi jiwa tetap menangis..
ketika ku rindu...
Hati ku kan tetap tegar..dengan smua ini...


~~Rindu akan sosok Ayah~~

Mencabut rumput dalam hati

Permintaan sang ayah sangatlah sederhana, akan tetapi telah membuat putra-putrinya mendapat manfaat seumur hidupnya.

Zente memiliki 3 orang anak, yang sulung bernama Gail, anak kedua bernama Gaolfu dan putri yang terkecil Gaini. Setiap hari dia menyuruh ketiga anaknya tersebut pergi ke kebun sayur untuk mencabut rumput.

Walaupun ketiga anak tersebut merasa sangat enggan, tapi semua anak-anak itu tahu tabiat ayahnya, oleh sebab itu setiap hari sepulang dari sekolah, mereka pergi juga ke kebun sayur untuk mencabut rumput sesuai dengan permintaan ayah mereka.

Pada awalnya, mereka saling menggerutu. Lambat laun anak-anak itu bukan hanya bisa mencabut rumput dan tidak lagi menggerutu, tetapi mereka telah belajar bagaimana untuk mengekang diri sendiri.

Sayur mayur yang ada di kebun tumbuh lebih subur karena rumputnya dicabuti. Dan anak-anak juga telah mencintai pekerjaan mencabut rumput.

Hingga pada suatu hari, Gail mengumumkan bahwa dia tidak bisa mencabut rumput di kebun sayur lagi, karena dia harus pergi belajar di universitas negeri. Sebelum pergi, Gail berkata, "Sayang sekali saya harus meninggalkan kebun sayur yang sangat indah ini." Maka selanjutnya tinggal Gaolfu dan Gaini saja di kebun sayur itu.

Tidak lama setelah itu, giliran Gaolfu mengumumkan bahwa dia tidak bisa mencabut rumput di kebun sayur, karena dia juga akan pergi belajar di universitas kota lain.

Akhirnya tibalah giliran Gaini. Ketika Gaini akan pergi, dia merasa berat untuk meninggalkan kebun sayur tersebut. Dia bertanya pada ayahnya, "Selanjutnya siapa yang akan mencabut rumput di kebun sayur?"

Ayahnya menjawab, "Jangan kuatir, Ayah memiliki obat pembersih rumput."

Dengan perasaan tidak mengerti, Gaini berkata kepada ayahnya, "Jika memang Ayah memiliki obat pembersih rumput, mengapa Ayah masih menyuruh kami bertiga menghabiskan waktu untuk mencabuti rumput?"

Zente tertawa dengan berlega hati: "Sekarang kalian tiga bersaudara sudah masuk ke universitas, jangan melupakan jasa dari mencabut rumput. Ketika mencabut rumput, kalian telah belajar bagaimana mengekang diri, bagaimana berbesar hati. Harus diketahui, rumput yang tumbuh dalam hati tidak bisa dicabut dengan obat pembersih rumput, rumput-rumput dalam hati itu harus mengandalkan tangan kita sendiri baru bisa dicabut!"
 
TNB